Akhir – akhir ini atau tepatnya di akhir tahun 90an muncul suatu tren yang sifatnya mendaur ulang gaya retro dan anti-mainstream yang kita kenal dengan nama hipster. Hipster merupakan sebuah subkultur yang banyak dianut oleh kalangan remaja dan dewasa muda, cirinya mereka menyukai sesuatu yang tidak biasa (non mainstream) dalam hal selera musik, pakaian, hingga lifestyle. Tren ini berkembang di negara – negara barat dan juga di negara kita Indonesia. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui mengenai subkultur ini.
Origin. Awalnya berkembang pertama kali pada tahun 1940an saat era jazz. Kata hipster banyak diasosiasikan dengan asal kata ‘hop’ berarti opium dan dari bahasa Africa Barat ‘hipi’ yang berarti ‘to open one’s eyes”. Pada jamannya (1940) hipster berarti orang – orang kulit putih yang mengadaptasi kehidupan musisi kulit hitam. Sempat hilang pada masa perang dunia dan muncul kembali pada akhir 90an dan 2000.
Hipster – One who possesses tastes, social attitudes, and opinions deemed cool by the cool. The Hipster walks among the masses in daily life but is not a part of them and shuns or reduces to kitsch anything held dear by the mainstream – The Hipster Handbook
The Characteristics. Berikut ini beberapa style atau gaya yang sering dianut para hipster. Style ini bervariasi dari pakaian, jenis lagu yang didengarkan hingga perilaku. Apa saja itu?
1. What Do Hipsters Wear?
- Fashion sama pentingnya dengan selera musik. Hipster biasanya memakai pakaian yang berbau retro dan bukan merupakan merek terkenal. Biasanya menyukai pakaian – pakaian distro independent yang unik dan kurang dikenal orang. Sering memakai kaos oblong atau kaos dengan gambar dan quote dari film – film yang bahkan orang lain belum pernah mendengar.
- Skinny jeans merupakan ciri khas. Ini bisa dipakai baik kalangan pria dan wanita. Namun biasanya wanita sering memakai legging atau jegging.
- The most iconic style adalah memakai kacamata plastik ber-frame besar atau dikenal dengan nerd glasses.
- Dari segi footwear, biasanya memakai sepatu – sepatu vintage reebok, vans, atau converse all stars. Memakai berbagai jenis aksesoris terutama yang vintage serta biasanya memakai tas slempang (no backpack).
2. What Are Hipsters Passionate About?
- Menyukai lagu – lagu baru dari band indie. Apapun alirannya yang penting tidak mainstream. LP’s no CD’s, mereka cenderung mengoleksi piringan hitam daripada CD. Mereka juga menyukai bidang fotografi. Juga menyukai hal-hal berbau filosofi dan kritik film.
- Membaca berbagai jenis buku. Hipster cenderung berwawasan luas. Hipster tidaklah sama dengan nerd. Apa salahnya menjadi seorang kutu buku hehe
3. How About Their Attitude?
- Hipster sangat identik dengan gaya hidup atau perilaku masa bodoh dan cool. Mereka biasanya easy going dan memiliki banyak kenalan.
- Mereka jarang pergi ke tempat-tempat perawatan diri dan menganggap gaya natural adalah yang terbaik. Rambut setelah bangun tidur adalah yang paling keren.
- Memiliki kreativitas yang tinggi, menyukai masakan vegan dan masakan non mainstream lainnya, serta sering menggunakan lelucon yang agak sarkasme.
Itu tadi beberapa ciri khas seorang hipster. Fashion dan budaya ini sifatnya seperti siklus. Seperti subkultur ini yang hilang awal 40an dan muncul kembali akhir – akhir ini, kemungkinan tren ini akan ada di masa mendatang. Jadi tidak ada salahnya kan kita mengkritisi fenomena ini…
*
Sumber :
Wikipedia, WikiHow
Cracked.com
The Hipster Handbook
intinya unik dan juga lain daripada yg lain yach sob…
Bener sob hehe, thanks kunjungannya
mungkin temenku lagi ngidap hipster nih mas..
kadang suka pake kacamata lebar, haha
Haha emang banyak banget yg make kcmata besar skrg, lg ngetren sob
Ario sendiri apa termasuk kalangan hipster ini ya…he he he..? Informatif dan menarik.
ciri2 nya banyak mas, ada lah yg nyangkut wkwkw
kalo hipster menjauhi segala sesuatu yang mainstream, beda sama alay indonesia yang justru gampang banget jadi korban budaya mainstream. 😛
alayers yang pada masih galau, lama lama hipster jadi mainstream mas susah tu
secara garis besar artikel loe cukup mengena, tapi bicara soal hipster rasanya satu halaman blog gak bakalan cukup. Misalnya bicara soal style dan attitude, ada tipikal hipster yang full introvert (loner), mereka cenderung tenggelam dalam dunianya sendiri.
dan eits, satu lagi yg jadi filosofi dasar dan mungkin paling mendasar bagi hipster, mereka nggak bakalan mau disebut atau menyebut dirinya hipster. Karena bagi mereka disebut/menyebut dirinya hipster secara tidak langsung sudah membawa mereka ke arah mainstream. Nah loh.
are you hipster enough?
terima kasih sudah komen. bener sih namanya hipster ini ga mungkin cuma satu halaman dan tujuan sy buat postingan ini adalah hanya sebagai informasi awal atau dasar. emang bener tentang filosofi atau bahkan sikap seorang hipster itu rada ‘beda’ sama kebanyakan orang. sy yang bukan ‘ahli’ masalah ini merasa bukan kapasitas sy sampe ngomongin yang sejauh itu. ntar kalau sampe segitunya konotasinya cenderung negatif karena gak sedikit orang yang gak suka sama gaya hipster ini. 🙂
Introvert tu hipster bkn ya?
hehe bukan dong, introvert itu jenis kepribadian, tapi banyak orang hipster yg rada nerd atau sedikit introvert
Kalo Hipster dikatakan sebagai pilihan untuk tidak menggunakan sesuatu yang tidak mainstream, bagaimana dengan kata maca berframe besar dikatakan Hipster dimana kacamata berframe besar tersebut sudah menjadi sesuatu yang sangat mainstream skrg? Beberapa lagu indie yang sudah mulai komersil dan cara berpakaian yang nyaris sama dikatakan Hipster? Dan ketika sesuatu yang tadinya tidak mainstream dipublish di media dan beberapa kalangan yang menganggap dirinya Hipster meniru apa yang ada di media tersebut? So, Hipster nowadays is the product of mass culture/pop culture, isnt it? Berarti Hipster yg ada sekarang bukan lagi subkultur yang menentang anti kemapanan ya?
Heheh, just wanna know your opinion about it.
Hipster menurut saya adalah orang/sekelompok orang yang ngerasa dirinya anti-mainstream tetapi disaat anti-mainstream telah menjadi mainstream. Semacam pengikut tren anti-mainstream. Jadi gak selalu bergaya oldies, pop culture dkk.
siklus
tren anti mainstream
Ngikutin tren – hipster – anti-mainstream menjadi mainstream
tren anti mainstream berubah
– yang bertahan di tren yang lama, menjadi anti mainstream
– yang berubah ngikutin tren anti mainstream yang baru, tetap menjadi hipster